Modernisasi Gula Puan Sebagai Olahan Susu Kerbau Pampangan Melalui Pendekatan Budaya dan Kearifan Lokal.

Abstrak
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah : 1) Untuk mengetahui apakah pendekatan budaya dan kearifan lokal ini efektif untuk dijadikan sebagi sebuah metode dalam modernisasi gula puan kerbau pampangan 2) Untuk mengetahui bagaimana bentuk produk unggulan dari modernisasi gula puan kerbau pampangan melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal. 3) Untuk mengetahui langkah strategis apa saja yang dapat dilakukan untuk modernisasi gula puan kerbau pampangan. Jadi, berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan bahwa 1) Pengolahan dan pengemasan gula puan dalam bentuk produk yang lebih modern diharapkan mampu meningkat orintasi nilai jual dari gula puan itu sendiri dan dapat dipasarkan ke masyarakat yang lebih luas 2) Produk unggulan yang ditawarkan untuk masyarakat pampangan dapat berupa puan sugar kraft, puanpia dan puan candy. 3) Pendekatan budaya diharapkan mampu menjadi model pendekatan masyarakat pampangan yang akan mengadopsi produk modernisasi dari gula puan. 4) Langakah strategis yang dapat dilakukan berupa Program ‘Dari peternak untuk peternak´dan program kemitraan.
Key word : (Gula puan, Pampangan, Pendekatan budaya dan modernisasi).
Abstract
                        The purpose of this paper is: 1) To determine whether the culture and local wisdom approach is effective to be used as a method in the modernization of puan ugar buffalo pampangan 2) To find out how to form the flagship product of puan sugar modernization approach pampangan buffalo culture and wisdom local. 3) To determine what strategic steps that can be done to modernize puan sugar pampangan buffalo. So, based on the results of the writing can be concluded that 1) Processing and packaging of puan sugar in the form of more modern products is expected to increase the selling value of puan sugar orientation themselves, and can be marketed to a wider community 2) superior product that can be offered to the public pampangan the form of puan sugar kraft,  puanpia and puan candy. 3) The cultural approach is expected to be a model community approach pampangan products that will adopt the modernization of sugar ladies. 4) strategic step to do a program 'From breeder for breeders and partnership programs.
Key word : (Puan sugar, Pampangan, Culture, Modernize),

PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman hewani terbesar di dunia.Keragamanan ini terlihat pada sektor peternakan masyarakat Indonesia. Sektor-sektor peternakan di Indonesia ini meliputi  ternak unggas, ruminasia besar, ruminansia kecil, dan juga aneka ternak. Potensi ternak yang ada dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ternak adalah hewan piaraan yang dalam kehidupan yang baik mengenai tempat perkembang biakan serta manfaanya diatur dan di awasi manusia serta di pelihara  khusus sebagai bahan-bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan manusia (Reksohadiprodjo, 1995).
Sumatera selatan yang memiliki jumlah rawa lebak terbesar nomer dua di Indonesia menyebabkan adaptasi ternak yang mampu hidup atau terbiasa untuk tinggal di daerah rawa.Sebagai contoh kecamatan pampangan yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan.Pampangan merupakan daerah yang menjadi sentra kerbau rawa yang dikenal kerbau pampangan.
Kondisi masyarakat pampangan masih sangat tradisional, sebagaian besar masyarakat memang bekerja sebagai peternak kerbau pampangan, dalam artian mereka memang mengandalkan hasil produksi kerbau pampangan selain dari kegiatan bertani sawah dan menangkap ikan.Rata-rata para setiap satu peternak memiliki 10-20 ekor kerbau yang dipelihara secara semi intesif, siang digembalakan di rawa-rawa dan malam hari dikandangkan.
Kerbau rawa atau lebih dikenal sebagai kerbau pampangan merupakan spesies asli dan salah satu kekayaan plasma nutfah Sumatera Selatan dengan penyebarannya hanya meliputi Kecamatan Pampangan dan Kabupaten Banyuasin.Ciri khas kerbau rawa berkulit dan bulu warna hitam, kepala besar dan telinga panjang, tanduk pendek dan melingkar ke arah belakang, ambing berkembang baik dan simetris, badan berbentuk siku ke belakang, tempramen tenang dan relative tahan penyakit. Kerbau itu bias mencari makanan di dalam air.
Kegunaan ternak kerbau ini sebagian besar sebagai penghasil daging dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Sedangkan susu kerbau hanyalah produksi sampingan sesaat ketika kerbau itu sedang menyusui. Masyarakat Pampangan dan beberapa kecamatan di sekitarnya juga tidak terbiasa mengkonsumsi susu segar yang dihasilkan kerbau rawa, karena sifatnya yang tidak bias disimpan lama. Didaerah itu juga belum terdapat teknologi pengolahan hasil sebagai susu segar seperti pasteurisasi dan pengepakan. Ciri rasa susu kerbau dan kandungan lemak yang tinggi juga menyebabkan masyarakat kurang meminatinya. Karena itulah produksi susu kerbau di Sumatera Selatan lebih banyak berupa hasil olahan seperti gulo, puan, sagon puan, minyak kerbau dan dadih. Namun, hasil olahan dari susu kerbau itu baru dikenal oleh masyarakat Sumsel, dan popularitasnya semakin meredup sejalan dengan maraknya produk olahan dari ternak sapi. 
produksi susu kerbau di Sumsel lebih banyak berupa hasil olahan, seperti gulo puan, sagon puan, minyak kerbau, dan dadih yang dipasarkan hanya di sekitaran sumsel khususnya daerah Palembang dan pampangan itu sendiri. yang menjadi masalah bentuk olahan seperti ini kurang diminati oleh masyarakat kebanyakan dikarenakan olahan-olahan tersebut kurang memiliki daya tarik dari segi kemasan dan penyajiannya sehingga nilai jualnya tidak terlalu tinggi. Melalui tulisan ini, saya ingin memberikan sebuah solusi dalam bentuk ‘Modernisasi Gula Puan Sebagai Olahan Susu Kerbau Pampangan Melalui Pendekatan Budaya dan Kearifan Lokal.Sehingga diharapkan nantinya dapat meningkatkan nilai komersialisasi gula puan itu sendiri dapat semakin tinggi dan mampu bersaing dengan produk olahan susu lainnya di masyarakat luas.
B.   Tujuan
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah pendekatan budaya dan kearifan lokal ini efektif untuk dijadikan sebagi sebuah metode dalam modernisasi gula puan kerbau pampangan
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk produk unggulan dari modernisasi gula puan kerbau pampangan melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal.
3. Untuk mengetahui langkah strategis apa saja yang dapat dilakukan untuk modernisasi gula puan kerbau pampangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Modernisasi gula puan sebagai olahan susu kerbau pampangan
Kerbau pampangan merupakan salah satu plasma nutfah yang sangat baik untuk dikembangkan selain untuk diambil dagingnya, kerbau pampangan juga diternakan untuk diambil susu nya., karena menurut (Hardjosubroto, 2006), Kerbau merupakan salah satu ternak yang cukup potensial dalam menghasilkan susu yang sudah cukup dikenal sejak zaman dahulu. Kerbau mempunyai peluang yang cukup baik untuk dikembangkan mengingat potensi yang dimilikinya, antara lain: a) mampu bertahan hidup lebih baik pada kawasan yang sulit dengan kondisi pakan yang rendah, dan b) mampu berkembang baik dalam rentang kondisi agrosistem yang luas, dari daerah dengan kondisi yang sangat basah sampai dengan kondisi yang kering.
Berikut perbandingan kandungan gizi dalam susu sapi dan kerbau rawa :
NO            Kandungan                               Susu sapi                   Susu kerbau
1
Energi
61 kkal
160 kkal
2
Lemak
3,5 gr
12 gr
3
Protein
3,2 gr
6,3 gr
4
Karbohidrat
4,3
7,1
5
Kalsium
143 mg
216 mg
6
Posfor
60 mg
110 mg
7
Zat besi
2 mg
-
            Tabel. 1.1 perbandingan kandungan gizi susu sapi dan kerbau.
Dri table diatas, maka sangat masuk akal ketika produksi susu kerbau pampangan dimanfaatkan sebagai produk andalan khas sumatera Selatan untuk dikomersilkan secara lebih luas ke pasar nasional. Selama ini  produksi susu kerbau di Sumsel lebih banyak berupa hasil olahan, seperti gulo puan, sagon puan, minyak kerbau, dan dadih yang dipasarkan hanya di sekitaran sumsel khususnya daerah Palembang dan pampangan itu sendiri.
Bentuk modernisasi yang kami gagas adalah berupa pengolahan hasil produksi susu kerbau pampangan tersebut dengan sentuhan teknologi pengolahan dan pengemasan dalam bentuk yang lebih modern dan layak edar. Adapun bentuk pengolahan dan pengemasan gula puan yang kami tawarkan adalah : 1) Puan Sugar craft. 2) Puanpia 3) Puan candy 4) Puan jams. Secara rinci akan dijelaskan sebagi berikut :
1.1  Puan sugar craft
Gula puan adalah sebuah olahan susu kerbau  yang biasa dijadikan sebagai pengganti keju di sumatera selatan karena tekstur dan komposisi kandungan di dalamnya yang sama. Namun kebanyakan masyarakat tidak begitu tertarik untuk membelinya.Ini dikarenakan gula puan dikemas dengan menggunakan kantong plastik biasa sehingga terkesan biasa-biasa saja.
Puan sugar craft adalah gula puanyang dikemas dalam kemasan komersil sehingga layak untuk dikenalkan atau dijual di supermarket dan lain sebagainya, selain itu puan sugar craft ini mempunyai nilai orientasi profit yang tinggi karena dikemas dalam kemasan yang lebih menarik. 
1.2  Puanpia
Selama ini masyrakat sudah banyak mengenal tentang bakpia, makanan khas Jogjakarta  yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang.
Tidak jauh berbeda dengan bakpia, Puanpia adalah makanan yang terbuat dari tepung.Namun yang membedakan adalah penambahan gula puan sebagai campuran untuk tepung sebelum dipanggang. Puanpia bias dijadikan sebagai oleh-oleh khas sumatera selatan karena gula puan hanya dapat dibuat dengan menggunakan susu kerbau pampangan yang hanya ada di desa pampangan sumatera selatan.
1.3  Puan Candy
Puan candy adalah bentuk olahan lain yang dapat dibuat dari gula puan dalam bentuk permen. Cara pembuatannya adalah dengan menambahkan gelatin kedalam campuran gula puan yang dipanaskan dengan menggunakan air dan perisa lainnya.Penambahan gelatin bertujuan untuk membuat permen terasa kenyal.Sedangkan untuk memberikan kesan yang lebih variatif, biasa ditambahkan aneka rasa seperti jeruk, anggur dan lainnya.Puan candy sangat cocok dijadikan sebagai jajanan anak-anak karena terbuat dari susu kerbau dengan variasi rasa yang menarik.

B.   Pendekatan Budaya dan Kearifan lokal
Kondisi masyarakat pampangan masih sangat tradisional, sebagaian besar masyarakat memang bekerja sebagai peternak kerbau pampangan, dalam artian mereka memang mengandalkan hasil produksi kerbau pampangan selain dari kegiatan bertani sawah dan menangkap ikan.Rata-rata para setiap satu peternak memiliki 10-20 ekor kerbau yang dipelihara secara semi intesif, siang digembalakan di rawa-rawa dan malam hari dikandangkan.
Seiring dengan makin meningkatnya permintaan daging, spesies asli itu mulai didampingkan dan dipelihara bersama dengan spesies lainnya.Kondisi itu mengakibatkan populasi kerbau pampangan semakin menyusut kendati populasi kerbau secara keseluruhan cenderung berkembang.Kerbau Pampangan dipelihara secara tradisional, yaitu pada malam hari dikandangkan secara berkelompok, sedangkan pada siang hari dilepas-gembalakan di daerah rawa-rawa.Populasi ternak ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.Hingga saat ini populasi ternak ini diperkirakan hanya tinggal 3.623 ekor. Ada tiga faktor yang menyebabkan penurunan populasi ternak kerbau pampangan ini yaitu : 1) managemen pemeliharaan yang belum mendukung produktivitas ternak yang optimal, 2) ketersediaan pejantan yang kurang memadai, dan 3) terjadinya pengurasan ternak yang berlebihan.
Dari konteks pengolahan susu menjadi gula puan masyarakat atau peternak kerbau pampangan biasanya menjual susu kerbau mereka ke pengumpul susu yang kemudian diolah oleh pengempul tersebut menjadi gula puan, setelah diolah biasanya gula puan dijual kemsayarakat sekitar dan dibawa ke kota Palembang.
Dengan kondisi budaya dan karifan lokal yang seperti ini dimana masyarakat yang ,masih tradisional dan bentuk olahan-olahan yang selama ini cenderung kurang diminati masyarakat dan tidak mempunyai orientasi nilai jual yang tinggi,  maka perlu diadakan pendekatan budaya agar masyarakat mau menerima ide-ide dalam bentuk inovasi pengolahan gula puanyang saya gagas dalam tulisan ini.
Adapun bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan untuk melakukan pendekatan budaya dan kearifan lokal masyakat pampangan adalah sebagai berikut :
1.    Pemberdayaan peternak melalui program ‘Dari peternak untuk peternak’.
Salah satu metode yang dapat dilaksanakan adalah dengan membentuk sebuah kelompok penyuluh swadaya yang mengadopsi sistem FMA  (Farmer Managed extension activities). Metode ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelaku utama yang dalam hal ini adalah peternak untuk pengelolaaan kegiatan penyuluhan. 
 Dalam program ‘Dari peternak untuk peternak’ ini, pelaku utama dan pelaku usaha mengidentifkasi permasalahan dan potensi yang ada pada diri, usaha dan wilayahnya, merencanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan mereka secara partisipatif dalam rangka meningkatkan produktivitas usahanya guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.Ringkasnya metode ini dilaksanakan dengan carapembekalan materi tentang gizi yang terdapat dalam susu dan gula puan dan simulasi penggunaan teknologi pengolahan dan pengemasan olahan gula puan kepada beberapa orang yang ditunjuk atau dipercaya oleh peternak pampangan sebagai penyuluh yang nantinya penyuluh tersebut akan bertanggung jawab atas informasi dan ilmu penerapan teknologi tersebut agar dapat disampaikan dan diaplikaasikan oleh peternak.

2.    Mitra usaha gula puan. 
Dalam konteks pemasaran, tentu dibutuhkan mitra yang cukup memiliki kapasitas sehingga pemasaran produk-produk olahan tersebut dapat merambah ke pasar yang lebih luas terlebih lagi dapat menembus pasar nasional sehingga gula puan dapat dijadikan sebagai produk yang dapat memperkenalkan sumatera selatan khususnya pampangan di tingkat nasional yang pada akhirnya tetap kembali kepada tujuan awal yaitu pemberdayaan kerbau rawa pampangan agar tidak punah.Mitra dapat berupa perusahaan atau individu yang mempunyai pangsa pasar yang luas, khususnya daerah perkotaan sehingga ekspansi produk dapat lebih optimal dan hasil yang diharapkan pun dapat tercapai. 


Mencerna dari uraian diatas dapat diperkirakan bahwa produk-produk olahan gula puan dapat lebih dikenal di masyarakat dan mampu bersaing dengan produk-produk olahan susu lainnya, seperti susu sapi, keju dan lain-lain yang memang sudah mendapat tempat di masyarakat. 

C.   Langkah strategis perealisasian gagasan.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut, maka diperlukan beberapa langkah strategis, yaitu sebagi berikut :
1.  Berkoordinasi dengan peternak setempat melalui perangkat desa, tokoh maasyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.
2.  Berkoordinasi dengan dinas petenakan Kab. Ogan komering ilir
3.  Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait, misal, Lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
4.  Mencari peluang pasar melalui mitra usaha, misal, Swalayan dan gerai oleh-oleh, lokakarya dan pameran wisata Sumatera Selatan.

Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
1. Pengolahan dan pengemasan gula puan dalam bentuk produk yang lebih modern diharapkan mampu meningkat orintasi nilai jual dari gula puan itu sendiri dan dapat dipasarkan ke masyarakat yang lebih luas
2. Produk unggulan yang ditawarkan untuk masyarakat pampangan dapat berupa puan sugar kraft, puanpia dan puan candy.
3. Pendekatan budaya diharapkan mampu menjadi model pendekatan masyarakat pampangan yang akan mengadopsi produk modernisasi dari gula puan.
4. Langakah strategis yang dapat dilakukan berupa Program ‘Dari peterna untuk peternak´dan program kemitraan.
Saran :
1. Diharapkan masyarakat pampangan dapat mandiri dalam mengembangkan produk-produk yang lebih modern sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
2. Kesepakatan antara peternak dan mitra usaha harus benar diawasi agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Daftar Pustaka
Reksohadiprodjo, (1995).Potensi Peternakan Indonesia Dalam pemenuhan Kebutuhan Nasional. Buku Bangsa. Jakarta.
Eckles, S.G, W.B.Combs and H. Macy.1871.Milk and Milk product. McGraw–Hill book             Company inc. New York.
Webb, B.H. and E.O. Whitter. 1970. By Product From Milk The Avi Publishing Company Inc. Wesport Connecticut.
Badan Pusat Statistik Indonesia; Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Indonesia Tahun
1990-2001.
BPTP Sumsel. 2011. Kerbau Pampangan.
(http://nasional.kompas.com/read/2009/01/13/1214099).( Diakses pada 14 september 2013)
MBK. 2009. Susu kerbau rawa pampangan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Perusahaan Peternakan di Indonesia

Chapter I, Australia I'm Coming . . !!