Little Bit Story about Australian People and Culture

Australia. Yap! Tak terasa sudah hampir seminggu kami meninggalkan Indonesia. Banyak sekali hal baru yang kami temukan disini, di Darwin, Northern Territory Australia. Tak sepadat seperti di Indonesia, populasi di Darwin ini terbilang lebih sedikit. Bebas dari kemacetan. Sunyi seperti bukan kota. Dan lebih tertata dengan rapih tentunya.
Negara ini memiliki kultur masyarakat yang berbeda dengan Indonesia. Masyarakat disini begitu santai, kata bahasa gaul Indonesia sih namanya woles. Keluar rumah hanya memakai celana pendek dan kaos singlet. Di minimarket, beberapa orang dengan pedenya berjalan tanpa menggunakan sandal. Kaum muda bermain skateboard dan sepeda di sepanjang trotoar taman kota. Meskipun jalanan kosong melompong, pejalan kaki disini sangatlah disiplin, mereka menunggu lampu tanda untuk pejalan kaki menyala lalu kemudian baru menyebrang.
Ketika tiba di airport, kami disambut oleh Luke Bowen selaku Executive Director NTCA, sekaligus sebagai koordinator kami dalam Indonesian-Australian Student Pastoral Program. Setelah itu, kami diantar menuju hotel yang tak jauh dari kota Darwin, bernama “Alatai”. Hotel yang lebih mirip apartement ini dimiliki oleh seorang  berkebangsaan Thailand. Tak jauh dari hotel, sekitar 15 menit berjalan kaki, terdapat pantai yang sangat indah bernama Mindil Beach. Meskipun indah, di pantai ini dilarang untuk berenang, kecuali jika menggunakan pakaian khusus guna menghindari sengatan ubur-ubur beracun dan ancaman buaya muara. Beralih dari pantai, kami menuju jajanan kulier dekat pantai. Kebanyakan makanan yang dijajakan di sini, merupakan makanan dari Asia. Wajar saja, di kota Darwin ini terdapat banyak sekali orang Asia, bahkan jika diamati, hampir setiap toko dan jajanan yang kami kunjungi mayoritas pemiliknya adalah orang Asia seperti, China, Singapore, Thailand, India bahkan ada pula warga Negara Indonesia.
Selama dua bulan ke depan kami harus mulai membiasakan diri dengan pola makan disini yang jarang makan nasi, minum air putih dari air keran atau biasa disebut tap water. But most of  Australian people drink that water, and it safe, walaupun rasanya sedikit aneh. Kami juga harus terbiasa dengan desain WC yang tidak memiliki shower, you know what I mean, kami hanya menggunakan tisu. Kami hanya akan menemukan WC yang memiliki shower di kedutaan Indonesia di Northern Territory.
Lain ceritanya ketika kami berada di Rural Campus Charles Darwin University, Katherine. Setiap kegiatan memiliki aturan tersendiri. Saat breakfast misalnya, selalu, menu makanan pagi itu adalah sereal, susu, orange juice, roti selai yang terdiri dari, selai jeruk, strawberry, viginite/ragi dan terkadang ada juga variasi lain seperti blueberry. Setelah itu, pukul 10.00-10.30, ada lagi morning smoko, yaitu semacam tea time, biasanya menu yang dijajakan adalah kopi, biskuit, buah-buahan. Saat lunch pukul 12.00-12.30, adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu, biasanya menu yang disajikan adalah beef steak ukuran besar setengah matang,  sandwich dalam ukuran besar dengan irisan lamb, salad, telur, keju dan lainnya, ayam goreng, telur, kentang goreng, nasi goreng, dan masih banyak menu makanan berat lainnya yang jarang kita temukan di Indonesia dengan kandungan daging, dan biasanya ditutup dengan desert seperti es krim. Semuanya disajikan dengan porsi yang sangat-sangat lebih dari cukup. Memasuki sore hari, pukul 15.00-15.30 ada yang namanya afternoon smoko. Menu yang disajikannya pun hampir sama, terkadang ada variasi lain, biasanya minuman yang disajikan adalah sirup berwarna merah dan hijau. Dan saat dinner, pukul 18.00-18.30, semua orang harus berpakaian rapih, tidak boleh memakai singlet, celana pendek, bahkan baju dan kemeja pun harus dimasukan. Menu makanan yang disajikan biasanya tidak jauh berbeda dengan saat lunch. Dan dari jadwal makan tersebut, semuanya harus tepat pada waktunya. Jika waktu lewat dari yang ditentukan, kantin tidak akan melayani lagi hingga ke waktu berikutnya. Dan begitu setiap hari, and over again.

Di Rural Campus Charles Darwin ini, kami belajar beberapa materi dan mendapat pelatihan tentang occupational health and safety procedur work with cattle,  hierarchy of hazard and risk control, safety around horses and cattle, emergency first aid, berkuda, dan handling. Materi ini penting dan sangat bermanfaat untuk menunjang kami selama enam minggu berada di cattle station nanti.

Mengenai safety procedur misalnya, hal kecil seperti mengambil pulpen yang jatuh pun ada teknik tersendiri guna mengurangi resiko kerusakan pada tulang. Lalu Saat menunggang kuda, menurut hierarchy of hazard and risk control dan safety around horses. Beberapa hal yang menunjang keselamatan perlu diperhatikan, seperti menggunakan helm dan sepatu boots khusus berkuda. Pengetahuan tentang kuda juga diperlukan guna menunjang keselamatan, misalnya sebelum kita akan menunggang kuda, pastikan kuda tersebut merasa tenang, jangan melakukan gerakan yang tiba-tiba atau suara yang dapat membuat kuda panik. Kuda bahkan dapat mengetahui jika penunggangnya merasa ragu, sehingga ia tidak akan berjalan sampai penunggangnya merasa yakin.

Saat memasang halters, bridles, atau saddles, pastikan kuda merasa nyaman, pemasangan tidak longgar atau terlalu erat. Ada baiknya kuda di elus-elus terlebih dahulu, pastikan kuda tahu apa yang akan kita lakukan. Begitu juga saat akan membersihkan kaki kuda, bagaimana mendekati kuda agar kita tidak ditendang, dengan mendekati kuda langsung dari depan atau belakang, hal ini juga perlu diperhatikan guna menunjang keselamatan, intinya adalah be aware and stay safe, make sure that you are feel comportable and confidence.


Begitulah sekilas mengenai Australia, beberapa hal dapat kita jadikan pelajaran dan di implementasikan di Indonesia, culture, gaya hidup, etos kerja, tepat waktu, dan hal lainnya di bidang peternakan.


Ditulis oleh : Ihsan Salahuddin Rabbani /
Copas dari Cattlebuffaloclub.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modernisasi Gula Puan Sebagai Olahan Susu Kerbau Pampangan Melalui Pendekatan Budaya dan Kearifan Lokal.

Daftar Perusahaan Peternakan di Indonesia

Chapter I, Australia I'm Coming . . !!