Harapan Kecil Lewat Tumpahan Tinta Elektrik
Malam ini kembali kerinduan itu melanda diri ini lagi-lagi, meski blum pernah bertatap muka, paras yang tetera dalam potret gambar yang selalu ku lihat itu begitu membuatku tergila-gila. Memang gila, aku mengagumi seseorang yang baru aku kenal dan belum pernah melihat wujud nyatanya dalam sosok manusia didepan mataku sendiri yang aku pikirkan selama ini seorang bidadari, ya aku menyebutnya bidadari sudut sumatera. Yang aku tau dia lebih tua dariku dan membuatku susah melelapkan pikiran.
Pikiranku masih berkutat pada problematika cinta, terlalu melankolis untuk bicara cinta, apalagi sampai-sampai membuat galau diri ini. Sadarku memang mengatakan bahwa populasi wanita didunia ini memang berbanding kelipatanya dari jumlah laki-laki, ya seharusnya tidak terlalu penting memikirkan satu gadis saja, sedangkan masih banyak gadis yang ada di bumi tuhan ini. Namun, tak bisa dipungkiri, disaat sadarku mengatakan itu, ternyata hasrat untuk memiliki tetap tertuju pada nya, ya perawan desa dari sudut sumatera yang aku yakin punya banyak sisi-sisi yang mengagumkan. Bukan sekedar indah rupa paras nya, pola pikir dan kemauan untuk maju itu terpancar dari potret yang aku pandangi malam ini semabri menumpahkan tinta elektrik di kanvas lcd ini.
Malam ini juga membuat aku menjadi seseorang yang terlihat tolol, ya memang tolol, berulang-ulang aku mengirim pesan kepadanya, dan kalian tau, ntah sudah pesan singkat keberapa yang tidak pernah mendapat balasan. Apakah aku memang terlalu bodoh melakukan hal semacam ini?? Ahh masa bodoh, yang aku tau setiap usaha akan mebuahkan hasil, ntah kapankah aku dapat menaklukannya, dalam benak ku ini adalah sebuah salah satu impian. Ya impian untuk memiliki nya dan membawa nya ke selatan sumatera ini sebagai ibu dari anak-anak ku nanti.
Sebuah keluarga kecil yang aku bangun dengan seorang perawan menggagumkan yang kelak nanti akan tinggal di sebuah rumah minimalis dengan 3 orang anak. Ya, sebuah impian yang terus terngiang-ngiung dalam cerebrum kantuk ku malam ini. Aku memang semenjak dulu mengimpikan hal ini, terlalu dini mungkin, tapi aku tak mau menunda nya kelak jika aku sudah mapan dengan penghasilanku kelak.
Sudahlah, terlalu banyak hal-hal yang membuatku lelah malam ini, berpikir dan terus berpikir, sudahlah, kita sudah lelah dengan coretan ini ujar cerebrumku dalam tengkorak ini. Ada benar nya, ada baiknya aku tidur dan berdoa sajalah, semoga tuhan mendengar dan melihat tumpahan tintaku ini, dan kelak aku akan meminta izin ke orangtua mu untuk membawamu ke tanah kelahiranku.
Komentar
Posting Komentar