Sustainable Leadership Idea 'Mahfuz Ahmadi Jk, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan'
A.
LATAR BELAKANG
Limbah peternakan seperti feses, urin beserta
sisa pakan ternak sapi merupakan salah satu sumber bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Namun di sisi lain perkembangan atau
pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan seperti
menumpuknya limbah peternakan termasuknya didalamnya limbah peternakan sapi.
Limbah ini menjadi polutan karena dekomposisi kotoran ternak berupa BOD dan
COD(Biological/Chemical Oxygen Demand).Biogas merupakan renewable energy yang
dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang
berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam (Houdkova et.al.,
2008).Biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas
metan (CH4) dalam persentase yang cukup tinggi. Sebagai pembangkit tenaga
listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60 – 100 watt lampu
selama 6 jam penerangan. Kesetaraan biogas dibandingkan dengan bahan bakar
lain.
Energi biogas sangat potensial untuk
dikembangkan kerena produksi biogas peternakan ditunjang oleh kondisi yang
kondusif dari perkembangkan dunia peternakan sapi di Indonesia saat ini. Disamping itu,
kenaikan tarif listrik, kenaikan harga LPG (Liquefied Petroleum Gas), premium,
minyak tanah, minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar telah mendorong
pengembangan sumber energi elternatif yang murah, berkelanjutan dan ramah
lingkungan (Nurha sanahdkk., 2006). Pemanfaatan limbah peternakan khususnya
kotoran ternak sapi menjadi biogas mendukung konsep zero waste Terlebih lagi
melihat kondisi masyarakat yang mengerti tentang pengaplikasian dan pembuatan
biogas, sehingga limbah feses menjadi sangat mengganggu ketika tidak dapat
dimanfaatkan maka dari itu diharapkan sistem pertanian yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan dapat dicapai.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dari kegiatan social project ini adalah :
1. Apakah masyarakat dapat
memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan bakar alternatif?
2. Apakah masyarakat mau mengadopsi
energi alternatif berupa biogas dari kotoran sapi melalui teknik penyuluhan
sehingga terbentuk suatu Kampung Ternak Hemat Energi?
3. Apakah masyarakat dapat
memanajemen peternakan berbasis koperasi dan kelompok ternak yang kami usulkan?
4. Apakah masyarakat nanti dapat
memaksimalkan materi-materi peternakan yang disampaikan dalam penyuluhan?
C.
KERANGKA PEMIKIRAN
Dengan
kemajuan teknologi saat ini, tentunya akan mempermudah dalam setiap hal yang akan dilaksanakan, termasuk dalam kegiatan beternak, mulai dari mempermudah
pelaksanaan sampai peningkatan keuntungan. Salah satu teknologi yang saat ini
tengah digalakan oleh pemerintah adalah konsep zero waste melalui program
pembuatan instalasi biogas. Jadi, selain dapat mengurangi limbah feses yang
tidak termanfaatkan, biogas dapat menghasilkan gas alternatif serupa LPG yang
dapat digunakan untuk memasak dan sebagainya. Namun, tidak semua teknologi
tersebut sampai kepada seluruh elemen, termasuk masyarakat pedesaan.
Desa
tanjung pering yang sebagian besar berprofesi sebagai peternak sapi dalam
jumlah besar menjadi salah satu desa yang potensial sebagai desa percontohan
dalam pengaplikasian instalasi biogas. Selain selama ini para peternak sering
meliarkan sapi-sapi nya yang tentunya mengganggu lingkungan, pengetahuan para
peternak memang sangat minim sehingga sangat butuh perhatian dari
penyuluh-penyuluh peternakan agar ilmu-ilmu yang seharusnya dapat dipakai oleh
peternak pedesaan dapat termaksimalkan oleh para peternak. Selain
ilmu-ilmu peternakan, harus ada sebuah konsep yang dapat mengorganisasikan para
peternak sehingga para peternak dapat lebih mudah dalam hal-hal terkait
kebutuhan administrasi menyangkut kebutuhan-kebutuhan kegiatan beternak karena
selama ini peternak Desa Tanjung Pering masih sangat kesulitan dalam
mendapatkan kebutuhan seperti obat-obatan dan sebagainya. Jadi lewat kegiatan ini, selain
untuk meingkatkan pengetahuan para peternak dalam pengaplikasian teknologi
beternak, para peternak akan lebih mudah dalam pemenuhan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tentunya dapat meningkatkan penghasilan dan
kesejahteraan para peternak nantinya.
D.
PROFIL DAERAH TARGET
Kondisi masyarakat,
kondisi geografis, budaya dan kondisi ekonomi Dusun
III Desa tanjung pering merupakan salah satu desa di kecamatan Indralaya utara,
kabupaten Ogan ilir, Sumatera Selatan. Desa tanjung pering terletak dekat
dengan kawasan Universitas Sriwijaya. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 629
jiwa yang terbagi dalam 3 dusun. Dimana
sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai peternak dengan kondisi ekonomi
yang bisa dikatakan masih sangat kurang karena keterbatasan ilmu dan manajemen,
selain itu kebiasaan para peternak yang sering menjual ternak-ternak yang
sebaiknya tidak dijual seperti betina bunting sehingga keuntungan dari usah
peternakan yang mereka laksanakan tidak begitu menguntungkan.
Berdasarkan
hasil survey yang pernah kami lakukan Dusun III Desa Tanjung pering memiliki
sekitar 9 orang peternak yang rata- rata memiliki ± 20 ekor sapi. Melihat
kondisi ini, perlu ada perhatian khusus kepada para peternak agar dapat memajemen
usaha ternak mereka sehingga dapat menghasilkan pemasukan yang lebih besar dan
menguntungkan Selama ini, para peternak desa tanjung pering terbiasa
memelihara ternak secara ekstensif, artinya sapi-sapi tersebut diliarkan untuk
mencari makan sendiri dan dikandangkan kembali pada malam hari nya. Yang
menjadi permasalahan adalah kebiasan peternakan seperti ini tentu saja
melanggar aturan yang pernah di buat oleh pemerintah daerah tentang larangan
meliarkan ternak, dimana selama ini ternak sapi mereka sering memasuki wilayah
kampus yang tentunya mengganggu lingkungan sekitar kampus.
- Dampak (manfaat) sosial dan lingkungan jika proyek ini dijalankan
Dengan metode penyuluhan yang nantinya dilaksanakan, dilanjutkan dengan praktek langsung mengenai metode pembuatan biogas, inseminasi buatan dsb diharapkan memberikan dampak yang positif dimana masyarakat/ peternak tanjung pering dapat memanajemen usaha peternakan mereka dengan lebih baik sehingga hasil yang didapat akan lebih menguntungkan, selain itu konsep daripada koperasi peternakan nantinya dapat menambah pemasukan bagi peternak selain dari energi alternatif yang lebih murah, peternak juga bisa memperoleh uang dari hasil penjualan feses ke koperasi yang nantinya feses itulah yang nantinya dipakai untuk mensuplai biogas ke rumah-rumah warga serta koperasi ini diharapkan dapat memfasilitasi untuk kemudahan keperluan peternak seperti obat-obatan dan lain sebagainya.
Selain itu proyek ini nantinya juga memberikan dampak posotif terhadap lingkungan, karena sapi-sapi peternak yang berkeliaran disekitar kampus dimana kotoran-kotoran dari sapi yang selama ini mengganggu tidak aka nada lagi karena para peternak diharapkan dapat beralaih ke konsep intensif/semi ektensif dimana ternak akan dikandangkan dan tidak diliarkan secara sembarangan.
RENCANA AKSI
-
Deskripsi program
yang akan dijalankan
Social project
ini terdiri dari beberapa komponen pelaksanaan :
1. Mahasiswa dibantu dengan dosen ahli serta pejabat desa
terkait akan melakukan pertemuan dengan para peternak untuk membahas konsep ‘Kampung Ternak’.
2. Selanjutnya, kami akan memberikan beberapa penyuluhan dan
simulasi terkait ilmu-ilmu peternakan yang diharapakan dapat diaplikasikan oleh
para peternak. Materi- materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut :
· Usaha peternakan rakyat
Materi berupa
konsep-konsep manaejemen usaha peternakan yang diharapakan dapat meningkatkan
pemasukan bagi para peternak.
· Pembuatan biogas
Mengenai konsep
energi alternatif yang sedang digalakkan oleh pemerintah untuk mendukung konsep
zero waste.
· Sistem pemeliharaan.
Berupa tehnik
pemeliharaan ternak yang dapat meningkatkan hasil produksi dan penekanan
pengeluaran.
· Manjemen pakan.
Pemanfaatan bahan
dan limbah di sekitaran lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak nantinya.
· Inseminasi buatan
Berupa materi dan
simulasi tentang metode kawin suntik yang dapat memepercepat kebuntingan dan perbaikan
bibit. Yang nantinya diharapkan dapat dilakukan oleh para peternak tanjung
pering.
3. Pembentukan koperasi peternakan yang akan dikelola oleh
masyarakat tanjung pering dibawah binaan dosen dan Instansi pedesaan, yang
diharapkan dapat diresmikan oleh pemerintah setempat sehinggga menjadi badan
koperasi yang resmi . Sistem yang dipakai di koperasi ini adalah, konsep ‘Dari peternak untuk masyarakat’. Jadi
peternak dapat menjual kotoran/ limbah feses dari sapi ke koperasi dengan
kesepakatan harga yang nantinya disepakati oleh sesame peternak. Feses inilah
nanti yang dipakai oleh koperasi untuk mensuplai energy biogas ke rumah-rumah
warga. Untuk tahap awal energy yang dihasilkan berupa gas rumah tangga yang
bias digunakan sebagai pengganti LPG, jadi masyarakat akan mendapatkan energi
rumah tangga yang lebih murah disbanding gaas LPG yang semakin mahal.
4. Pemasangan instalasi biogas di beberapa titik di desa
tanjung pering, dimana Instalasi ini dapat mensuplai energy dari biogas ke
beberapa rumah, (1 instalasi mensuplai ± 6 rumah. Yang seterusnya nanti akan dikelola oleh
koperasi bersama para peternak desa Tanjung pering.
- Manajemen SDM
Proyek ini akan
melibatkan semua pihak mulai dari instansi pengurus desa, peternak dan
masyarakat. Dengan dibentuknya koperasi peternakan ini nantinya
pengorganisasian oleh para peternak dapat memberikan dampak positif.
Jadi ada beberapa
peternak dibantu tokoh masyarakat yang akan bertugas sebagai pengelola
koperasi. Dengan bagan kepengurusan yang
terdiri dari :
· Pembina : Kepala desa, Dosen ahli
·
Ketua
·
Sekretaris
·
Bendahara
·
Dan staff pengelola instalasi biogas
E.
RENCANA ANGGARAN
a.
Sosialisasi dalam
bentuk penyuluhan ke peternak atau masyarakat
No.
|
Bahan dan alat
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Banner ukuran 4 x 1 m
|
1 buah
|
40.000
|
160.000,-
|
2.
|
Sewa LCD
|
5 kali
|
120.000
|
600.000,-
|
3.
|
Sewa Sound system
|
1 buah
|
100.000
|
100.000,-
|
4.
|
Dokumentasi
|
1 kegiatan
|
150.000
|
150.000,-
|
Sub total
|
Rp1.010.000,-
|
b.
Pembuatan biogas
sebagai rancangan sample.
Unit pembuatan :
No.
|
Bahan dan alat
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Plastik
polientilen lebar 1 m 1 rol
|
1 m lebar 2rol
|
240.000
|
480.000,-
|
2.
|
Pipa PVC 1,5 inci
|
3 buah
|
18.000
|
54.000,-
|
3.
|
Pipa PVC 3 inci
|
3 buah
|
22.000
|
66.000,-
|
4.
|
Lem PVC, 3 tube
|
3 buah
|
23.000
|
69.000,-
|
5.
|
Lem ban
|
2 buah
|
7.000
|
14.000,-
|
6.
|
Keran Gas
|
1 buah
|
35.000
|
35.000,-
|
7.
|
Selang plastic 1,5inci,
|
20 m
|
42.000
|
84.000,-
|
8.
|
Sambungan pipa T,
|
3 pasang
|
4.500
|
13.500,-
|
9.
|
Shock Drat pipa,
|
3 pasang
|
7.000
|
21.000,-
|
10.
|
Tali karet ban dalam,
|
3 helai
|
4.000
|
12.000,-
|
11.
|
Kompor gas,
|
1 buah
|
400.000
|
400.000,-
|
12.
|
Semen
|
3 sak
|
90.000
|
360.000,-
|
13.
|
Batu bata
|
300 buah
|
1.000
|
300.000,-
|
14.
|
Kantong plastic
|
5 buah
|
6.000
|
30.000,-
|
Sub total
|
Rp.1.938.500,-
|
c.
Pelatihan Inseminasi buatan
No.
|
Uraian
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Perlengkapan Inseminasi
|
1 paket
|
400.000
|
400.000,-
|
Sub total
|
Rp. 400.000,-
|
d.
Lain-lain
No.
|
Uraian
|
Volume
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
ATK
|
1 kegiatan
|
250.000
|
250.000,-
|
2.
|
Pembuatan undangan,
laporan
dan penggandaan
|
10 kali kegiatan
|
75.000
|
750.000,-
|
Sub total
|
Rp1.000.000,-
|
Rekapitulasi :
1. Sosialisasi dalam
bentuk penyuluhan ke peternak
: Rp.
1.010.000,-
2.
Pembuatan
Biogas : Rp. 1.938.500,-
3. Pelatihan inseminasi buatan : Rp. 400.000,-
4. Lain-lain : Rp. 1.000.000,-
Total dana yang dikeluarkan : Rp. 4.348..500,-
Terbilang Empat juta tiga ratus empat puluh
delapan ribu lima ratus rupiah.
F.
TIME LINE PROYEK
Proyek ini akan dilaksanakan pada tanggal
22 september 2013
G.
ANALISIS SWOT
Strength
|
Weaknesses
|
1. Kepala Desa sangat setuju dengan proyek
ini.
2. Sebagian masyarakat yang Pro dengan proyek
ini.
3. Tersedianya dana dari pemerintah untuk desa
yang memang khusus untuk dalam bidang petrnakan dan aplikasi gerakan biogas
nsional.
4. Dosen yang ikut mendukung proyek
kemasyarakatan.
5. Lokasi dekat dari kampus jadi mudah
melakukan kontrol.
|
1. Kebiasaan masyarakat untuk meliarkan
sapi-sapinya, jadi butuh pendekatan yang intensif untuk merubah pola pikir
peternakan..
2. Sebagian masyarakat yang kontra dengan
proyek tersebut.
3. Butuh waktu yang cukup lama dan motivasi
tinggi agar masyarakat mau menerapkannya.
|
Opportunities
|
Threats
|
1. Jumlah sapi-sapi peternak yang memadai
untuk menerapkan system biogas terorganisir.
2. Daya tarik para peternak.
3. Peternak dan masyarakat sekitar sama-sama
diuntungkan, satu sisi peternak akan hemat energy, satu sisi lingkungan
masyarakat akan lebih terjaga dari kotoran-kotoran sapi yang tidak
termanfaatkan.
|
1. Berkurangnya komitmen masyarakat untuk
melanjutkan proyek tersebut khusunya dalam suplai feses yang rutin.
2. Sumber dana yang kemungkinan akan
berkurang.
3. Pola pikir masyrakat yang bisa kembali ke
kebiasaan lama untuk meliarkan sapi-sapi mereka.
|
Komentar
Posting Komentar